Inspired gara-gara nonton film india secara ngga sengaja di TPI. ‘Sedikit’ menertawakan kecenderungan film-film india yang full of music, nyanyian, dan tarian. Ngga ada salah satunya, kayaknya bukan film india. let’s take a sample from “Slumdog Millioner”. Meski ada sentuhan Hollywood disana sini, tapi tetep aja ada tarian dan nyanyian di ending film. Wondering aja kenapa produser India suka banget bikin film yang, secara dan pemahaman saia sebagai orang awam, bisa dibilang film musical [eh … bisa ngga yah film india dikategorikan film musical??]. semacam begitulah …
[lhowh … kok jadi menjudge film india siyyyy ….????!!!! Kan bukan itu temanya …]
Back to title!! Kind of man. Beberapa jenis pria.
[Hmmm … jangan dijadiin tulisan ini sebagai acuan yah?? Saia bukan expert. Saia juga bukan ‘seseorang’ yang bisa dijadikan panutan. Hanya sekedar mengungkapkan ‘sedikit’ kepenasaran, keingin tahuan, dan lagi-lagi ‘sedikit’ penilaian saia]
Dengan segala tetek-bengek perfilman india, pada nyadar ngga siy kalau sosok-sosok pria di film-film india itu selalu punya kesan sebagai pria-pria romantis yang agak sedikit ‘dipaksakan’?. Coba liat aja beberapa film Shakrukh Khan, mulai dari Kuch-kuch Hota Hai, Mohabetein, atau yang lain. Hampir disetiap filmnya selalu memerankan pria romantis yang bikin klepek-klepek wanita. Atau begitu juga dengan Salman Khan atau klan Khan yang lain. Kurang lebih sama. Dengan body kekar setiap pemerannya, kayaknya julukan atau sebutan ‘Body Rambo Hati Rinto’ berlaku buat film-film dari Negara tetangga itu [no offense!!]. Tapi terus terang ajah, kadang suka ikutan nangis kok ngeliat ‘keromantisan’ yang dibuat oleh film-film india. hehehe :p . Mungkin tarian atau nyanyian itu kali yah yang bikin semua sosok pria di film-film india agak sedikit memaksakan sisi keromantismean film. Atau bahasa ABG sekarang … Lebay. Harusnya ngga usah ada nyanyian atau tarian, barangkali kerasa sekali macho-nya pria-pria ituwh. So … the question is … are India man like those guys from the movie? I’m sure that they will not sings or dance in real life. But are all those romances exist in their life? Are the India man romantic people? Just like the movie …
Then … ngga fair rasanya kalau ngga ada pembandingnya. Sebagai pembandingnya, ambil contoh random pria-pria dari film korea. Hmmm … kalau kalian yang doyan nonton film-film korea, pasti setuju banget kalau film-film korea itu romantissssssss abiiiiissssssssss. Right, ladies???? Cos I did feel that romance either. Film-film korea jauh lebih bisa menguras air mata habis-habisan ketimbang film-film india. sutradara korea tahu gimana caranya ngebawa feel penonton, terutama penonton wanitanya, buat rela dengan gratis menguras air mata. Pada pernah nonton film seri Coffee Prince? Jelas-jelas film seri itu lucu banget. Konstan lucunya dari awal sampai akhir episode. Tapi tetep aja di ending cerita bisa meneteskan air mata. Atau film A Moment to Remember? Waaaa … jangan ditanya kalau yang ini. Film ini jaminan mutu bikin mewek dari awal sampai akhir. Saking besarnya anggapan romantisnya film-film korea oleh kaum wanita, pernah dapet cerita dari temen cowok, dan dia sempet bela-belain ngikutin serial suatu film korea, buat niruin si pemeran utama cowok, and nembak cewek yang dia suka, dengan cara yang sama persis di drama seri korea itu. Padahal kalau kalian tahu, temen gue tuwh ga ada tampang-tampangnya si Rinto. Rambo abiiiiiissssssss. Hehehe … the power of Korean movies. Tapi pada nyadar juga ngga siy kalo pria-pria di film-film korea itu bodynya ngga Rambo banget alias kebalikan dari pria-pria di film india. Malah cenderung mereka pasang tampang ‘sok’ cool atau ‘sok’ galak, dengan body cungkring mereka. Karena mungkin stigma cewek-cewek millennium sekarang, semakin cool cowok, semakin misterius dan semakin ‘something’ mereka [hayo … acungkan tangan bagi yang setuju??!!!], makanya produser film di korea selalu punya pola seperti itu untuk tokoh utama prianya.
So … which one are man that we want, ladies???
Atau seperti para pria di film serial Sex and The City?? Yang real banget, barangkali hampir minus romantisme dan so open sekali about the sexual thing.
Atau seperti si Doel yang alim a’la orang timur, rajin, too serious with life, dengan segala tuntutan sang babe untuk mempertahankan budaya, adat istiadat kesukuannya?
Atau romantisme a’la abad 17, such as Shakespeare lewat Romeo, Hamlet, Phantom atau yang lain? Yang menilai romantisme itu berarti everlasting, dibawa mati, atau sampai till the death do us apart?
Sekali lagi tidak bermaksud untuk membedakan dari sisi de jure atau geografis wilayah, tapi based on those story, which one is your choice? Your preferences?
PERTAMAX.....hahhaha
BalasHapuspria2 abad17 itu impian masa mudaku..
skrg mencari pria2 macam sex n the city, yg lebih real..
tp akhirnya ak merasa tidak adil membandingkan mereka dgn yg aku impi2kan itu
knp???
ya because, we're living in a real life..n they're all in the movie hehehhe
gmn ya..
wanita emang selalu menginginkan pasangan yg sesuai dengan impiannya
begitu ia dapet, tp pria itu ada satu hal yg ga mirip langsung kecewa..
(i was one like that :P)
jd skrg lebih wise aja..i'm imperfect too, jd sy mencari pria yg mau menerima kelebihan dan kekurangan saya..dan sy berharap jg bs menerima kelebihan dan kekurangannya dgn lapang dada :)
sekian terimakasih...
wuaaaaaaa ................ tenkyu wis mampir jeunk!!!!!
BalasHapustapi emang gitubukan. saia juga bgitu. sedang mencoba untuk menerima setiap pria atau manusia pada umumnya dg sgala kekurangan dan kelebihan. cos we're a social creature. ada sebillyun orang atau lebih tentunya ga bakal bisa n ga ada yg persis banget ama yg kita harepin. jadi pinter2 aja menerima perbedaan itu. .... amien!!!!