Pertama kali ke Makasar tentu saja bukan atas biaya sendiri, melainkan biaya perjalanan 'dinas' seperti biasanya ketika saya mengambil sebuah proyek. Hehehe. FYI, saya bukan tipikal para backpacker atau para traveler pecinta tarif minim dimana pun mereka singgah. More than that, saya pecinta tarif Rp. 0,- . Hihihi. Sebuah keuntungan dimana sebagai asisten tenaga ahli untuk pekerjaan konsultan menjadi salah satu cara saya bisa keliling Indonesia (terlalu jauh kalau saya harus menyebut keliling dunia). Kenekadan akibat mengambil pekerjaan yang cukup extreme dalam artian pertama kali untuk pekerjaan yang bukan dibidang saya dan pertama kali memegang peranan sebagai planner instead of assistant sekaligus ada diseberang pulau. Superexcitement yang ada ketika tahapan survey atau kunjungan lapangan harus segera dilaksanakan. Semangat '45 pushed myself into my limit.
Karena sebuah keadaan dan sedikit waktu, tanpa mengenal medan perang (baca : Kota Makasar), kami berempat, saya, seorang teman, dan 2 orang tamu dari pusat, menempuh ratusan kilometer dari Surabaya menuju Makasar, dengan persiapan akomodasi yang disiapkan secara mendadak. Malam sebelum kami berangkat dengan berbekal Google dan sebuah ponsel, kami 'dipertemukan' oleh sebuah tours and travel agent di Makasar yang memang satu-satunya kala itu menyiapkan segala sesuatunya. Mulai dari trasnportasi, penginapan, dan tiket pesawat kami. Satu kata yang bisa saya rekomendasikan untuk tours and travel agent tersebut, JEMPOLLLL!!!!!!!!! Mulai dari ontime, siaga, dan ... asik. Kalau urusan harga relatif. I'm not talking about price in this post. Buat sekedar referensi ketika itu kami menggunakan jasa Let's Go Tours & Travel yang ada di Makasar. Entah kami yang beruntung atau apa, kami begitu beruntung dengan pelayanan tours & travel yang satu ini. Mulai dari kami tiba di Makasar ditengah malam buta, sang driver yang sekaligus menjadi tour guide dadakan kami, ontimesekali. Bahkan, ketika kami belum mendarat Mas Bayo (begitu dia memperkenalkan namanya) stand by di pintu keluar kedatangan bandara Sultan Hasanudin. Karena memang kegiatan di Makasar ketika itu yang sedang padat, kami memang
Mulai dari kami tiba di Makasar ditengah malam buta, sang driver yang sekaligus menjadi tour guide dadakan kami, ontime sekali. Bahkan, ketika kami belum mendarat Mas Bayo (begitu dia memperkenalkan namanya) stand by di pintu keluar kedatangan bandara Sultan Hasanudin. Karena memang kegiatan di Makasar ketika itu yang sedang padat, kami memang hanya mendapat tempat penginapan yang 'hanya' sekelas bintang satu ( * ), namun tidak perlu kecewa dengan pelayanan yang diberikan karena jauh lebih bagus ketimbang hotel dengan kelas diatasnya. FYI, ketika perjalanan kala itu, kami sempat berganti hotel dikarenakan kesalahan komunikasi antara kami dan rekan-rekan proyek di Makasar. Kurang lebih begitu.
Hotel Vindhika. Sebuah hotel kecil di bangunan ruko yang tipikal sekali tempat persinggahan yang bisa menjadi pilihan parabackpacker atau traveler tarif minim. Sempat salah sangka ketika pertama kali melihat bangunan Hotel Vindhika yang kecil dan tidak 'sekelas' dengan tamu yang sedang bersama kami. Hanya berdoa semoga tidak mengecewakan di keesokan hari.
Masuk kamar pertama kali kesan yang didapat, not bad. TV flat, clean bathroom, clean sheet, small room, NO elevator, apa yang tersirat dari kelasnya memang itu yang bisa kita dapatkan. Tapi harus saya akui, untuk ukuran saya Hotel Vindhika berlantai 3 ini cukup nyaman. Terletak di Jalan Gunung Merapi Kota Makassar yang tidak jauh dari pusat kota meski sedikit agak jauh dari Pantai Losari. Sebagai tipikal pengunjung pecinta servis, pelayanan Hotel Vindhika magnifico!!!!!!!!!! Sapaan ramah para petugas disana setiap berpapasan dengan para pengunjung menjadi kesan tersendiri dari hotel ini yang semoga tetap bertahan meski hanya berbintang 1. Dan ... to be honest, setelah membandingkan dengan hotel berbintang diatasnya keesokan hari (sekali lagi karena kesalahan komunikasi antara kami dan rekan di Makasar), saya jauh lebih nyaman berada di Vindhika.
Untuk sekedar perbandingan, di Vindhika kami mendapatkan sapaan ramah petugas yang tidak pernah hilang dari sejauh mata kami memandang di setiap lantai, tv cable flat, wifi di kamar, lemari pendingin yang lengkap dengan berbagai macam pilihan snack, kamar mandi yang bersih walau berukuran kecil, dan semua fasilitas berjalan dengan sebagaimana seharusnya. Meski tidak akan kita jumpai lift (naik turun tangga 3 lantai itu lumayan lowh!!), ukuran kamar yang luas, ataupun view. Hotel lain yang kami tempati ketika itu, mendapat 'kelas', parkiran hotel yang lumayan luas, lobby hotel yang luas, lift, ukuran kamar dan kamar mandi yang memang luas. Tapi bahkan kami jarang melihat petugas yang berkeliling sehingga ketika membutuhkan sesuatu kita harus repot menelpon resepsionist atau turun ke lobby, serta view kota karena hotel ini berlokasi 'hampir' di dekat Pantai Losari. Style kamar yang 'standar', tv 21 inch 'standar', last but not least akses wifi yang hanya bisa didapat ketika kita berada di lobby saja.
So ... the point is ... Vindhika is recommended, khususnya bagi anda-anda yang memang sedang melakukan perjalanan dinas sejenak, tidak mencari pemandangan, atau tidak mencari luxuriousness. Harga? Cukup pantas kok untuk setiap servis yang disediakan Vindhika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar